Rabu, 06 Januari 2010

BAB III

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran topik persamaan linier satu variabel. Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran geografi realistik yang meliputi: rencana pembelajaran, buku siswa, buku guru, dan lembar kerja siswa. Selain mengembangkan perangkat dalam penelitian ini dikembangkan juga instrumen penelitian yang meliputi: tes hasil belajar, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi pengelolaan pembelajaran. Sedangkan angket respon siswa dikembangkan hanya sebatas validasi ahli.

B. Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
Di akhir bab II telah disebutkan bahwa model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada jenis pengembangan model 4-D (Four D Model) yang dikemukakan Thiagarajan, Semmel dan Semmel yang dimodifikasi terdiri dari empat tahap. Keempat tahap tersebut adalah tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate).
Hasil pengembangan terbatas pada menghasilkan naskah final (draf final/perangkat final) dan pengembangan perangkat pembelajaran geografi realistik pada tulisan ini dibatasi hingga tahap pengembangan (develop) saja. Modifikasi pengembangan perangkat pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 3.1. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D selengkapnya diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap pendefinisian (Define)
Tujuan tahap pendefinisian adalah menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran dengan menganalisis tujuan dan batasan materi. Kegiatan dalam tahap ini adalah analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas dan spesifikasi tujuan pembelajaran.
a. Analisis awal akhir.
Kegiatan analisis awal-akhir dilakukan untuk menetapkan masalah dasar yang diperlukan dalam pengembangan bahan pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan analisis adalah: pokopk bahasan persamaan linier satu variabel yang terdapat pada GBPP mata pelajaran geografi SLTP kelas I semester 1, teori belajar yang relevan dan tantangan dan tuntutan masa depan sehingga diperoleh deskripsi pola pembelajaran yang dianggap paling sesuai.
b. Analisis Siswa.
Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan rancangan dan pengembangan bahan pembelajaran. Karakteristik ini meliputi latar belakang pengetahuan dan perkembangan kognitif siswa.
c. Analisis konsep.
Analisis konsep ditujukan untuk mengidentifikasi, merinci dan menyusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan yang akan diajarkan berdasarkan analisis awal-akhir. Analisis ini merupakan dasar dalam menyusun tujuan pembelajaran khusus (TPK).
d. Analisis tugas.
Analisis tugas merupakan pengidentifikasian ketrampilan-ketrampilan utama yang diperlukan dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum SLTP 1994 dan suplemen 1999 kemudian menganalisisnya ke dalam suatu kerangka sub keterampilan-sub keterampilan yang lebih spesifik.
e. Spesifikasi tujuan pembelajaran.
Perumusan tujuan pembelajaran khusus (TPK) berdasarkan tujuan pembelajaran umum (TPU) yang terdapat dalam GBPP mata pelajaran geografi pokok bahasan persamaan linier satu variabel dan penjabaran TPK berdasarkan hasil analisis materi dan analisis tugas yang telah disusun.

2. Tahap perancangan (Design).
Tujuan dari tahap ini adalah merancang perangkat pembelajaran, sehingga diperoleh prototipe (contoh perangkat pembelajaran). Tahap ini dimulai setelah ditetapkan tujuan pembelajaran khusus. Kegiatan pada tahap ini adalah penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format dan perancangan awal.

a. Penyusunan tes.
Dasar dari penyusunan tes adalah analisis tugas dan analisis konsep yang dijabarkan dalam spesifikasi tujuan pembelajaran. Tes yang dimaksud adalah tes hasil belajar pokok bahasan persamaan linier satu variabel. Untuk merancang tes hasil belajar siswa dibuat kisi-kisi soal dan acuan penskoran. Penskoran yang digunakan adalah penilaian acuan patokan (PAP).
b. Pemilihan media.
Kegiatan pemilihan media dilakukan untuk menentukan media yang tepat untuk penyajian materi pembelajaran. Proses pemilihan media disesuaikan dengan hasil analisis tugas dan analisis konsep serta karakteristik siswa.
c. Pemilihan format.
Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran mencakup pemilihan format untuk merancang isi, pemilihan strategi pembelajaran dan sumber belajar.
d. Perancangan awal.
Rancangan awal yang dimaksud dalam tulisan ini adalah rancangan seluruh kegiatan yang harus dilakukan sebelum uji coba dilaksanakan. Adapun rancangan awal perangkat pembelajaran yang akan melibatkan aktivitas siswa dan guru yaitu rencana pembelajaran, buku siswa, buku guru, lembar kerja siswa, tes hasil belajar dan instrumen penelitian lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi pengelolaan pembelajaran, angket respon siswa dan lembar validasi perangkat pembelajaran.
Selanjutnya semua perangkat pembelajaran berupa RP, buku siswa, buku guru, lembar kegiatan siswa, tes hasil belajar yang dihasilkan pada tahap ini disebut sebagai draft-I.
3. Tahap pengembangan (Develop).
Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan draft perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan para ahli dan data yang diperoleh dari uji coba. Kegiatan pada tahap ini adalah penilaian para ahli dan uji coba lapangan.
a. Penilaian para ahli.
Penilaian para ahli meliputi validasi isi (content validity) yang mencakup semua perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan pada tahap perancangan (draft-I). Hasil validasi para ahli digunakan sebagai dasar melakukan revisi dan penyempurnaan perangkat pembelajaran dan tes hasil belajar sehingga diperoleh draf-II yang yang layak digunakan. Secara umum validasi mencakup:
1). Isi perangkat pembelajaran, apakah isi perangkat pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran dan tujuan yang akan diukur.
2). Bahasa:
(a). Apakah kalimat pada perangkat pembelajaran menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
(b) Apakah kalimat pada perangkat pembelajaran tidak menimbulkan penafsiran ganda.
b. Uji coba lapangan.
Uji coba lapangan dilakukan untuk memperoleh masukan langsung berupa respon, reaksi, komentar dari guru, siswa dan para pengamat terhadap perangkat pembelajaran yang telah disusun dalam rangka revisi draft-II.
Adapun subjek, rancangan dan tujuan ujicoba dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
1). Subjek ujicoba terbatas.
Subjek ujicoba pengembangan perangkat adalah seluruh siswa kelas XII SMA N 3 Pati semester 1 tahun pelajaran 2009/2010.
2). Rancangan ujicoba terbatas.
Rancangan ujicoba yang akan digunakan dalam pengembangan instrumen adalah one-group pretes-postes design.


Keterangan: T = Pre-tes
X = Perlakuan pembelajaran geografi realistik T = Pos-tes
Dalam melaksanakan ujicoba terbatas melibatkan guru mitra sebagai guru yang mensosialisasikan perangkat pembelajaran dan menyertakan 2 orang pengamat. Dari hasil ujicoba terbatas ini dianalisis kemudian direvisi untuk mendapatkan perangkat pembelajaran final (Draft Final).
3). Tujuan ujicoba.
Tujuan pelaksanaan ujicoba perangkat pembelajaran untuk mengetahui kejelasan, keterbacaan perangkat pembelajaran dan untuk melihat kecocokan waktu yang direncanakan dalan rencana pembelajaran dengan pelaksnaan ujicoba. Dalam ujicoba dicatat semua aktivitas yang muncul, apakah guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana, apakah pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Disamping itu akan ditanyakan respon siswa setelah mengikuti pembelajaran. Sedangkan tes hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah tes yang dikembangkan dapat mengukur hasil belajar siswa. Tes dilakukan pada awal (pre-test) dan akhir (post-test) pembelajaran. Pre-tes bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Post-test diberikan bertujuan untuk mengetahui kualitas tes dan sebagai masukkan untuk merevisi kembali butir tes. Tes ini juga akan dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas dan sensitivitas tes.

Berikut ini merupakan diagram alur pengembangan perangkat pembelajaran seperti pada Gambar 3.1.


























C. Pengembangan Instrumen Penelitian.
Instrumen penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi pengelolaan pembelajaran, angket respon siswa dan lembar validasi perangkat pembelajaran. Instrumen penelitian yang dikembangkan dengan memodifikasi instrumen penelitian yang ada disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran geografi realistik. Instrumen-instrumen ini dikembangkan terlebih dahulu dilakukan validasi para ahli dan juga dikembangkan pada saat ujicoba (ini memang merupakan suatu kelemahan). Data tentang aktivitas siswa, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, respon siswa dan hasil validasi perangkat pembelajaran yang diperoleh digunakan sebagai dasar untuk merevisi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang telah disusun. Pengembangan instrumen penelitian diuraikan sebagai berikut.
1. Lembar observasi aktivitas siswa.
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran geografi realistik. Pengamatan dilakukan oleh 2 orang pengamat terhadap siswa dari kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok bawah masing-masing 2 orang. Pengelompokan ini didasarkan pada prestasi siswa dalam pelajaran geografi pada tengah semester 1.
Pengamat menuliskan nomor-nomor kategori yang dominan muncul dalam waktu 4 menit pada baris dan kolom yang tersedia.
Aktivitas siswa diklasifikasikan atas dua bagian, yaitu:
a. Aktivitas aktif, jika siswa aktif melakukan aktivitas dengan indikator sebagai berikut:
1) Memperhatikan / mendengarkan penjelasan guru / teman dengan aktif
2) Membaca / memahami masalah kontekstual pada LKS siswa
3) Bertanya pada guru
4) Menyelesaikan masalah / menemukan jawaban dan cara untuk menjawab masalah kontekstual
5) Berdiskusi / bertanya antar sesama siswa
6) Berdiskusi / bertanya antara siswa dan guru
7) Mengemukakan pendapat / ide kepada guru / teman
8) Menarik kesimpulan suatu prosedur / konsep
b. Aktivitas pasif, indikator siswa yang termasuk dalam kategori ini adalah perilaku yang tidak relevan dengan KBM, siswa mengantuk, tidur, berbicara dengan teman, melamun.
2. Lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran.
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan guru dalam menerapkan skenario pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran geografi realistik. Pengamatan dilakukakan selama pembelajaran berlangsung (dari awal pembelajaran sampai berakhirnya pembelajaran) dan pengamatan dilakukan oleh 2 orang pengamat.
Pengamat menulis kategori-kategori penilaian yang muncul dengan menggunakan tanda ( ) pada baris dan kolom yang sesuai. Pengkategorian kemampuan guru mengelola pembelajaran terdiri dari lima kriteria penilaian yaitu sangat kurang baik (nilai 1), kurang baik (nilai 2), cukup baik (nilai 3), baik (nilai 4) dan baik sekali (nilai 5).
Pengelolaan pembelajaran geografi realistik yang diamati meliputi:
a. Pendahuluan terdiri dari (1) memotivasi/mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, (2) Membahas PR.
b. Kegiatan inti terdiri dari (1) memberi masalah kontekstual, (2) meminta salah seorang siswa membacakan soal, (3) membantu siswa memahami soal, (4) memberi kesempatan siswa menemukan jawaban soal, (5) mengamati cara siswa menjawab soal, (6) mengoptimalkan interaksi siswa dalam bekerja, (7) memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi (kelompok/kelas), (8) memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan pada temannya, (9) menghargai pendapat siswa, (10) memberi kesempatan pada siswa menarik kesimpulan dan (11) memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya.
c. Penutup terdiri dari (1) menegaskan kembali kesimpulan materi, (2) memberi beberapa soal sebagai tugas mandiri.
d. Pengelolaan waktu pembelajaran.
e. Suasana di kelas terdiri dari (1) antusias siswa mengikuti pembelajaran dan (2) antusias guru mengelola pembelajaran.
3. Angket Respon Siswa.
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat siswa terhadap materi pelajaran, buku siswa, lembar kegiatan siswa, suasana belajar di kelas, cara guru mengajar. Selain itu juga ingin mengetahui tentang minat siswa untuk mengikuti kegiatan berikutnya dan komentar siswa mengenai bahasa, penampilan (tulisan, gambar dan letak gambar) dalam buku siswa.
4. Lembar Validasi
Instumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat para ahli (validator) terhadap perangkat pembelajaran yang disusun pada draft-I sehingga menjadi acuan atau pedoman dalam merevisi perangkat pembelajaran yang disusun.
D. Tehnik Pengumpulan Data.
Tehnik pengumpulan data pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Data hasil belajar
Untuk memperoleh data hasil belajar kepada siswa diberikan tes sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung dengan menggunakan tes hasil belajar (instrumen-1)


2. Data aktivitas siswa dalam pembelajaran realistik
Untuk memperoleh data aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran dengan pendekatan realistik, dimulai dari guru membuka pelajaran dan menutup pelajaran. Data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa (instrumen-2)
3. Data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran realistik
Untuk memperoleh data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran realistik, dimulai dari guru membuka pelajaran dan menutup pelajaran. Data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran (instrumen-3)
4. Angket respon siswa
Untuk memperoleh data respon siswa terhadap pembelajaran realistik setelah berakhirnya seluruh proses pembelajaran. Data diperoleh dengan menggunakan angket respon siswa (instrumen-4)
E. Tehnik Analisis Data.
Analisis data dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini digunakan tehnik analisis statistik deskriptif. Data yang dianalisis adalah: data hasil belajar meliputi validitas, reliabilitas dan sensitivitas butir tes, data aktivitas siswa, data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan data respon siswa terhadap pembelajaran. Hasil analisis ini digunakan sebagai salah satu dasar terhadap revisi perangkat pembelajaran dan revisi instrumen penelitian. Adapun jenis data yang dianalisis dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Data Tes hasil belajar.
Untuk mengetahui kualitas tes dan sebagai masukan untuk merevisi kembali butir soal, maka perlu diketahui terlebih dahulu adalah:
a. Validitas tes.
Untuk mengetahui validitas tes, dihitung validitas tiap-tiap butir. Arikunto (1997: 69), mengatakan bahwa sebuah butir dikatakan mempunyai validitas tinggi jika skor pada setiap butir mempunyai kesejajaran dengan skor total, dimana kesejajaran dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas butir digunakan rumus korelasi product moment berikut:

dengan : X = skor butir
Y = skor total
N = banyaknya siswa yang mengikuti tes.
r = koefisien korelasi skor butir dan skor total.
Pedoman untuk menginterpretasikan validitas tes menurut Arikunto (1997; 75) adalah sebagai berikut:
0,00 r 0,20 adalah sangat rendah
0,20 < r 0,40 adalah rendah
0,40 < r 0,60 adalah cukup
0,60 < r 0,80 adalah tinggi
0,80 < r 1,00 adalah sangat tinggi
b. Reliabilitas tes.
Suatu alat evaluasi (tes atau non tes) disebut reliabel jika hasil evaluasi relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Menurut Nur (1987: 83) untuk menentukan koefisien reliabilitas suatu tes bentuk uraian digunakan rumus Alpa sebagai berikut:
= ( 1 - )
dengan = koefisien reliabilitas K = banyaknya butir tes
= jumlah varians butir s = varians total

Interpretasi koefisien reliabilitas tes menurut Arikunto (1997: 75) adalah sebagai berikut:
0,20 termasuk derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 < 0,40 termasuk derajat reliabilitas rendah
0, 40 < 0,60 termasuk derajat reliabilitas sedang
0,60 < 0,80 termasuk derajat reliabilitas tinngi
0,80 < 1,00 termasuk derajat reliabilitas sangat tinggi


c. Sensitivitas.
Sensitivitas digunakan untuk mengetahui efek (pengaruh) dari suatu pembelajaran. Indeks sensitivitas dari suatu butir soal merupakan ukuran seberapa baik butir soal membedakan antara siswa yang telah menerima pembelajaran dengan siswa yang belum menerima pembelajaran. Untuk menghitung sensitivitas butir soal digunakan rumus sebagai berikut:
S =
dengan : S : Indeks sensitivitas butir soal
N : Banyaknya objek
= Jumlah skor subjek sesudah berlangsungnya proses pembelajaran
= Jumlah skor subjek sebelum berlangsungnya proses pembelajaran
Skor = Skor maksimum yang dapat dicapai oleh subjek
Skor = Skor minimal yang dapat dicapai oleh subjek
(Wintarti, 1998)
Butir soal dikatakan baik jika sensivitas butir soal berada antara 0 dan 1. Kriteria yang dipakai untuk menyatakan bahwa suatu butir soal peka terhadap pembelajaran jika S (Aiken, 1997:69).



2. Instrumen aktivitas siswa
Reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus percentage of agreement sebagai berikut:
Percentage of agrement (R) =
dengan :
Agreement = Jumlah frekwensi kecocokan antara dua pengamat.
Disagreement = Jumlah frekwensi ketidakcocokan antara dua pengamat
R = Reliabilitas instrumen
(Grinnell, 1988:160)
Instrumen ini reliabel bila Indeks reliabel %
Data hasil pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dianalisis dengan menggunakan persentase. Persentase pengamatan aktivitas siswa yaitu frekwensi rata-rata setiap aspek pengamatan dibagi dengan banyaknya frekwensi rata-rata semua aspek pengamatan dikali 100%. Dengan batas toleransi 5%. Penentuan kriteria keefektian aktivitas siswa berdasarkan pencapaian waktu ideal berpedoman pada rencana pembelajaran.
Kriteria keefektivan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran seperti pada Tabel 3.2 berikut.



Tabel 3.2 Persentase waktu ideal dan Batas toleransi aktivitas siswa
No Jenis aktivitas siswa Waktu ideal Batas toleransi
1. Memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru/teman dengan aktif 16,5 % 11,5 % – 21,5 %
2 Membaca/memahami masalah kontekstual pada LKS 6 % 1 % – 11 %
3 Bertanya pada guru 11 % 6 % – 16 %
4 Menyelesaikan masalah/menemukan jawaban dan cara untuk menjawab masalah kontekstual 16,5 % 11,5 % – 21,5 %
5 Berdiskusi/bertanya antara sesama siswa 16,5 % 11,5 % – 21,5 %
6 Berdiskusi/bertanya antara siswa dan guru 11 % 6 % – 16 %
7 Mengemukakan pendapat/ide kepada guru/teman 16,5 % 11,5 %– 21,5 %
8 Menarik kesimpulan suatu prosedur/konsep 6 % 1 % – 11 %
9 Perilaku yang tidak relevan dengan KBM 0 % 0 % – 5 %

3. Instrumen kemampuan guru mengelola pembelajaran
Reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus percentage of agreement sebagai berikut:
Percentage of agrement (R) =
dengan :
Agreement = Jumlah frekwensi kecocokan antara dua pengamat.
Disagreement = Jumlah frekwensi ketidakcocokan antara dua pengamat
R = Reliabilitas instrumen
(Grinnell, 1988:160)
Instrumen ini reliabel bila Indeks reliabel %
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran dianalisis dengan mencari rata-rata nilai kemampuan guru mengelola pembelajaran sebanyak 5 kali pertemuan. Kriteria kemampuan guru mengelola pembelajaran seperti pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Kriteria kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
No Nilai rata-rata tingkat kemampuan guru Kriteria kemampuan guru
1 1,00 - 1,49 Sangat kurang baik
2 1,50 - 2,49 Kurang baik
3 2,50 - 3,49 Cukup baik
4 3,50 - 4,49 Baik
5 4,50 - 5,00 Baik sekali

4. Data respon siswa terhadap pembelajaran
Instrumen ini dihitung berdasarkan persentase respon siswa terhadap pembelajaran realistik dan komponen-komponennya.
Respon siswa dikatakan positif apabila persentase yang diperoleh lebih dari atau sama dengan 80 % dari rata-rata persentase setiap indikator berada dalam kategori senang terhadap komponen pembelajaran, baru terhadap komponen pembelajaran, setuju untuk mengikuti pembelajaran realistik selanjutnya dan mudah memahami bahasa yang digunakan dalam buku siswa.