Rabu, 17 Agustus 2011



SATYAPALA THE EXPLORER
SEPERCIK KEINDAHAN DARI BUMI SUKOLILO PATI

Exploring Sukolilo kita awali dengan Briefing di BaseCamp yaitu Rumah Pak Tri Utoyo. Makan yang cukup biar energi maksimal!





dengan dipandu oleh guide Kecil Si Betha, kita mulai perjalanan menembus lebatnya Hutan jati di Pegunungan Kendeng Sukolilo.




Dengan semangat ’45 kita terus melaju berjalan menembus lebatnya hutan jati di Gunung Kendeng. Bahkan soundtrack doraemon menghiasi kicau burung dan lengkingan serangga. Begini petikan lagunya: “Mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra, bersama SATYA berpetualang!”


Selain pohon jati di Sukolilo juga terdapat tanaman lain yang khas yaitu tanaman buah Pucong. Hayo udah pada lihat belum buahnya kayak apa ? besar, bulat, coklat dan pohonnya tinggi sekali. Menurut cerita mang Ucrit tetangga saya, pohon ini tergolong langka. Karena di perumahan Pak Ali sudah tidak ada lagi pohon yang kayak gini!



Tim ekspedisi alam nyata terus melangkahkan kakinya. Semboyan kita pada siang itu: “MAJU PERUT! PANTAT MUNDUR!” Dan berkat semboyan itu Bapak Tri Utoyo semakin di depan menyalip Yamaha.



Indahnya bunga bougenvile di tengah hutan jati gunung Kendeng memberikan suatu energi motivasi untuk terus melangkah menuju gua Bandung sebagai tempat pertama eksplorasi Sukolilo kita kali ini. Lihatlah, ditengah hamparan hutan dan semak yang menghijau ada warna pink kontras yang menyemangati kami agar terus semangat!



Setelah sekian lama berjalan keringatpun bercucuran, kaos kami mulai basah. Bau badan tak terhindarkan keluar dari himpitan kulit kami. Tibalah saatnya untuk istirahat sejenak sambil menikmati alam sukolilo dan melihat Kota Pati dari jauh. Sambil memandang indahnya Pati dari puncak Sukolilo, Pak Ali bertolak pinggang berharap ketiaknya tersapu angin…. Wuuuussss.


Saat kami sedang istirahat, tiba-tiba ada sesosok manusia yang sudah tua tapi masih sangat kuat dan mampu memikul seikat kayu besar-besar. Kami semua jadi malu karenanya. Kita masih muda tetapi baru naik beberapa kilo saja kita sudah kecapaian. Sedangkan kakek tua itu melangkah dengan cepat tanpa sandal apalagi sepatu ditambah beban berat di pundaknya. Subhanallah!


Pak Tri berkata: “Lihatlah anak-anakku! Pak tua yang renta saja semangatnya sungguh luar biasa. Mari kita lanjutkan perjalanan! Sambil melangkah saya ingat-ingat dulu letak goa-nya dimana. Masalahnya saya kok agak tidak yakin kalau ini jalannya. Dua atau tiga kilometer lagi semoga kita menemui orang untuk kita Tanya dimana goa Bandung dan goa Serut bersembunyi!”


Setelah lama berjalan dan mencari-cari disertai dengan rasa penasaran karena tempatnya yang begitu misterius, Akhirnya sampailah kita di lokasi pertama yaitu Gua Banduuuungg…………. Letih yang kita bawa seolah lepas begitu kita menemukan Goa Bandung.




Goa ini adalah satu diantara beribu goa yang ada di Sukolilo. Lebar pintu goa sungguh mengagumkan. Batuan kars yang meruncing ke bawah laksana gigi naga dengan pintu goa sebagai mulutnya. Mengingat begitu terjal dan licin goa ini Pak Ali memberi pengarahan sebelum tim masuk ke dalam goa.





Coba saksikan, badan Pak Ali yang besar dan kekar saja terlihat kecil dan cebol dihadapan Goa Bandung! Bahkan ketika ia mencoba meregangkan dadanya agar tampak besar tetap kelihatan tiny dan smally.



Puas menjelajahi Goa Bandung, tim eksplorasi menuju ke sasaran berikutnya yaitu Goa Serut! Kaki ini seolah mengelundung, karena untuk menuju kesana kita harus menuruni bukit yang agak curam. Untunglah anggota tim rata-rata pernah angon sapi semua sehingga mereka sudah biasa dengan medan seperti itu.

Ini yang namanya maju perut di depan goa Serut.
Lokasi goa serut lebih nyaman. Pintu goa yang mungil tersembul dari atas tanah. Beda dengan goa bandung yang malu-malu menyembunyikan diri di bawah tebing. Pantaslah kalau Pak Wasis gembira berada di hadapan Serut karena menurutnya paling goanya tidak dalam-dalam amat. Maklum, kalau masuk terlalu dalam pak Wasis agak trauma dengan plentong 1) yang diinjaknya di gelap goa. Ditambah lagi pada eksplorasi kali itu ia Cuma pake sandal jepit! He he he he…. 127 x
1)Plentong= tanah yang buechek!


Ternyata keliru dugaan pak Wasis. Goa yang kelihatan imut di bibir goanya ternyata sangat megah dan luas di dalamnya. Luasnya ruangan dalam goa mungkin sama dengan ruang aula SMA N 3 Pati yang akan dibangun besok.


Kemegahan Goa Serut terbukti dengan ditemukannya dua ruang yang bercabang. Satu ruang belok ke kiri, ruang satunya lurus ke bawah dan belok lagi ke kiri. Untuk masuk ke ruang dua tim ekspedisi harus merayap hati hati sambil menahan nafas. Lho kok tahan nafas? Ya. Karena di dalam banyak sekali kelelawar yang berdiam di sana. Nah kebanyakan kelelawar belum tahu cara beol di WC jadi e ek mereka bertebaran di segala penjuru goa.

Hati-hati mas, mbak! Licin dan gelap! Siapkan senter, pegangan yang erat! Batuan kapur yang melapisi dinding goa terkadang ada yang rapuh. Sehingga perlu extra hati hati.



Setelah kurang lebih 5 ½ jam di dalam goa. Tim ekspedisi akhirnya keluar dengan selamat disertai ratusan kelelawar berhamburan keluar! Untuk lihat lebih jelas kelelawarnya silahkan lihat di Youtube terdekat………




“Andai ku Gayung Tumbuhan …..Yang punya Banyak Fulus, akan kubuat sukolilo Pati menjadi tempat wisata terkenal di seantero dunia. Sehingga uang kita tak lari ke luarnegeri tapi uang mereka yang dibelanjakan di Pati.”




Pintu masuk menuju obyek wisata Tadah Hujan sebagai lokasi terakhir yang kita kunjungi untuk melepas lelah dan membersihkan diri sebelum kembali ke basecamp.






“Sayang….tempat seindah ini tidak dikelola maksimal, harusnya ini bisa menjadi seperti Tawangmangu. Coba aku jadi camatnya pasti deh….semua beres.”




Dari tempat ini kita bisa melihat Indonesia Raya Kabupaten Pati dengan luas dan Jelas, betapa hebat dan kayanya alam Indonesia. Pati bumi Mina Tani…..oh…good.





“terjalnya medan bukanlah penghalang, justru itulah yang menjadi media latihan untuk hidup yang semakin berat agar mencapai tujuan cita-cita yang indah.”






Sampai dibawah kita disuguhi oleh gemericik segarnya air dari Tadah hujan waterfall.






aaahhhh….. lega rasanya ..…! Setelah seharian berjalan di tengah rimbajati dan gua di sukolilo yang begitu…….oh..hottt………….akhirnya sampai juga di sungai tadah hujan yang memberikan
Arnold Shwassuanazegeerrrrrr…….



“Halllo Semua….. ketemu lagi dalam Simponi Alam, masih bersama Pecinta Alam SMA Negeri 3 Pati
SATYAPALA.
“Juang Darah Muda….”



Inilah gadis-gadis (desa) yang sedang mencuci perkakasnya di sungai tadah hujan Sukolilo. aaooch……..cooollllllll……..




Dan….inilah sosok misterius yang terus dicari-cari selama ini, ternyata dia bersembunyi di bawah air terjun tadah hujaan……dengan segala perlengkapannya yang di bawa.





Lubang yang ada di kawasan Tadah Hujan ini mirip gua Asa Alla di Papua Nugini cocok untuk shooting film Sanctum 2.






ni air dingin gak ya……kok mirip yang di prancis-prancis itu YACH …atau malah lebih indah. Buktikan aja….





Ini memang luar biasa, alam indah
ya Patilah……






Apakah anak cucu kita masih bisa menikmati keindahan alam ini….?






Mari kita belajar dan berlatih, berkarya dan berjuang demi kemajuan bangsa Negara, Agama, dan………pasti …….kita juga bahagia… ……hiiii……………hiiiiiiii……………………….join be haapyyyy…………..
Bersama kita lebih strooooong……….



Akankah keindahan alam kita tergadaikan dengan kesenangan dan keserakahan rupiah sesaat


Akhirnya kami kembali dengan kenangan indah ke basecamp untuk istirahat dan menikmati hidangan istimewa dari tuan rumah yaitu Pak Tri Utoyo dengan menu khas Sukolilo. Matur nuwun Pak, karena selama di Sukolilo anak2 terlantar eh salah anak2 SatyaPala telah dipelihara oleh PAK TRI UTOYO


“AYYOOOO…… Segera gabung dengan SATYAPALA Pecinta Alama SMA Negeri 3 Pati
Untuk bersama mendekatkan diri dengan alam dan belajar mengembangkan diri demi masa depan nanti”
SEKIAN ……..SAMPAI JUMPA DI KEGIATAN PECINTA ALAM BERIKUTNYA….DAA….DAAAAAA…………..